Jika Anda memandang wanita sebagai pendamping yang lebih lemah dari Tuhan, tanggapan utama Anda sebagai suami adalah menghormatinya. Menghormatinya, dan saya percaya, meskipun sulit diungkapkan, ada kehormatan unik yang saling diberikan antara suami dan istri, berdasarkan kekuatan dan kelemahan masing-masing. Jenis kehormatan ini, menurut saya, terlihat dalam hal-hal seperti ini: Anda tidak akan bersikap kasar padanya. Anda mungkin bersikap kasar dengan teman-teman pria, saling bercanda dan mendorong. Namun, ada kehormatan khusus untuk wanita yang tidak kasar. Sebaliknya, itu lembut, halus, dan melindungi.
Saya pikir, dalam hati seorang pria, ada keinginan untuk melindungi istrinya apapun yang terjadi, untuk bersikap lembut dan baik padanya, dan untuk menyediakan kebutuhannya. Mungkin ada berbagai alasan mengapa naluri ini ada. Jika ada suara keras di lantai bawah, saya tidak akan pernah berkata, "Hei, kita setara dalam pernikahan ini. Giliranmu, cari tahu apa yang terjadi." Karena ada banyak orang yang berbicara tentang jenis pernikahan seperti itu, dan sudah melakukannya selama 40 tahun. Saya cenderung marah saat memikirkannya. Konsep setara ini tidak benar. Saya akan berdiri dan melindunginya, dan jika pencuri itu melumpuhkan saya, mungkin dia yang akan melumpuhkannya, tetapi saya akan maju terlebih dahulu.
Sumber: