Hari ini adalah hari pertama saya mengajar di kelas III. Saya mengajarkan topik jenis-jenis pekerjaan. Pembelajaran berlangsung selama 2x35 menit. Saya menyadari bahwa siswa kelas III tidak memiliki peraturan kelas yang baik. Mereka bertanya dan menjawab pertanyaan tanpa ada persetujuan dari guru. Guru juga terbiasa menenangkan siswa dengan cara berteriak.
Hasil observasi selama satu minggu pertama cukup membantu saya dalam memulai kelas hari ini. Saya memutuskan untuk menerapkan beberapa aturan kelas yang biasa dilakukan ketika microteaching. Siswa mengangkat 1 jari jika ingin bertanya dan menjawab pertanyaan, siswa mengangkat 2 jari jika ingin minum, dan siswa mengangkat 3 jari jika ingin ke toilet. Saya juga mengingatkan bahwa apabila saya mengangkat 5 jari maka semua siswa harus diam dan memperhatikan saya.
Saya berpikir bahwa saya telah mempersiapkan semuanya dengan baik. Kesalahan pertama yang saya lakukan adalah saya tidak benar-benar memperhatikan mentor saya ketika menulis agenda untuk siswa di papan tulis. Mentor meminta saya untuk menulis agenda dan saya tidak tahu format penulisannya. Saya juga tidak menyadari perbedaan antara mata pelajaran Mat dan Math, serta Native dan Bahasa Inggris. Saya berpikir bahwa itu semua sama. Hal ini cukup membingungkan saya ketika ditanya tentang PR dan tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa.
Pembelajaran hari ini berlangsung dengan cukup baik. Siswa mengikuti prosedur yang saya jelaskan. Awalnya siswa merasa aneh dan tidak begitu peduli. Namun akhirnya siswa dapat mengikutinya. Saya memulai pembelajaran dengan mengajarkan gerakan sebuah lagu dan siswa cukup antusias. Semua siswa aktif dalam menjawab pertanyaan yang saya berikan. Siswa cukup tanggap dalam memperhatikan materi yang saya ajarkan. Saya memberikan soal tes dan hasil kerja siswa cukup baik.
Saya merasa persiapan saya kurang baik. Saya kurang cepat dalam menulis tegak bersambung di papan tulis. Saya kurang berlatih sebelumnya. Saya juga kurang tegas dalam menegur siswa. Saya menyadari bahwa persiapan adalah hal yang sangat penting. Saya dapat melakukan sebuah persiapan yang baik jika sebelumnya saya tahu apa yang harus saya siapkan. Untuk tahu, saya tentunya harus memperhatikan dan banyak bertanya kepada mereka yang tahu.
Tuhan Yesus adalah teladan yang sempurna dalam hal persiapan. Sebelum Tuhan Yesus memulai pelayanan Nya, Ia mempersiapkan diri dengan matang. Yesus dibaptis terlebih dahulu oleh Yohanes Pembaptis (Markus 1:9-10). Setelah peristiwa itu, Tuhan Yesus dituntun oleh Roh Kudus ke padang gurun dan berpuasa selama empat puluh hari empat puluh malam.
Masa persiapan merupakan moment dimana kita mencari tahu banyak hal melalui pertanyaan atau pengamatan. Saya mengakui kelalaian saya dalam hal memperhatikan kondisi kelas. Saya belajar hari ini bahwa segala sesuatu yang akan saya ajarkan haruslah saya persiapkan dengan baik. Orang yang bisa mempersiapkan segala sesuatu dengan baik adalah orang yang bertanggung jawab dan disiplin. Saya berjanji pada diri saya bahwa saya harus dapat mempersiapkan segala hal teknis dengan lebih teliti lagi agar tugas dan tanggung jawab yang diberikan dapat saya kerjakan dengan efektif dan hasilnya maksimal.
Rutsri Marlinda Pian
Senin, 25 Januari 2016